Bagi banyak pasangan sangat penting untuk melakukan foreplay untuk pemanasan saat berhubungan seks, terutama bagi wanita. Wanita membutuhkan lebih banyak waktu untuk “mempersiapkan” vaginanya agar terasa nyaman saat penis melakukan penetrasi. Petting adalah salah satu kegiatan foreplay yang paling efektif. Bahkan, cumbuan dianggap sebagai kemampuan untuk “membuka” vagina dan membuat wanita merasa lebih bergairah berhubungan seks dengan pasangannya.
Namun, masih banyak pertanyaan yang muncul. Bisakah gesekan genital ini menyebabkan kehamilan, misalnya? Karena tidak semua pasangan menginginkan anak. Itulah mengapa sangat penting untuk mengetahui dampak dari pettinf Anda dan pasangan.
Bisakah petting membuat hamil?
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa kehamilan terjadi ketika sperma memasuki vagina dan membuahi sel telur wanita. Selama sperma tidak membuahi sel telur, seorang wanita tidak bisa hamil.
Bagaimana dengan petting? Apakah aktivitas menggosok penis dan vagina ini dapat menyebabkan kehamilan meskipun ejakulasi terjadi di luar vagina? Saat petting, Anda dan suami istri harus waspada dan menghindari ejakulasi di dekat area genital wanita jika ingin menghindari kehamilan.
Waspadai cairan pra-ejakulasi
Petting bisa dilakukan dengan atau tanpa pakaian. Ketika penis dan vagina saling bergesekan tanpa ada “penghalang” seperti pakaian dalam misalnya, dikhawatirkan air mani akan masuk ke dalam vagina.
Selain itu, sebelum air mani keluar dari penis pria, cairan pra-ejakulasi sudah keluar dari penis dan ternyata bisa berisi sel telur pria. Kehamilan dapat terjadi jika cairan pra-ejakulasi dengan air mani masuk ke dalam vagina.
Selain itu, saat pasangan petting, meski dengan pakaian, masih ada kemungkinan hamil, jika pakaian yang menutupi aurat sangat tipis. Sehingga sperma bisa masuk dan masuk ke dalam vagina.
Risiko petting
Bukan hanya kehamilan, petting juga membawa risiko lain, seperti penyakit menular seksual, yang bisa ditularkan saat beraktivitas. Organisme (bakteri, virus atau parasit) yang menyebabkan penyakit menular seksual dapat berpindah dari darah, air mani, cairan vagina ke cairan tubuh lainnya. Saat petting, penis dan vagina saling bersentuhan. Hal ini membuat risiko cairan pra-ejakulasi masuk ke dalam vagina. Oleh karena itu, penyakit menular seksual dapat terjadi.