Berbagai Kontroversi Penggunaan MSG Pada Makanan


MSG merupakan turunan dari asam glutamat. Asam glutamat adalah asam amino yang diproduksi oleh tubuh untuk kebutuhan metabolisme tubuh. Oleh karena itu, proses metabolisme glutamat mecin tidak jauh berbeda dengan asam amino glutamat. Tubuh kita telah mengenali glutamat sebagai komponen yang aman, sehingga tidak diakui sebagai zat asing.

Meski secara umum aman, kita tetap disarankan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi MSG. Penggunaan mesin secara berlebihan dikatakan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti:

Obesitas

Monosodium glutamat telah lama dituding sebagai senyawa yang dapat menyebabkan obesitas. Teori ini didasarkan pada sejumlah temuan penelitian yang menghubungkan efek MSG dengan peningkatan nafsu makan, yang mengarah pada penambahan berat badan.
Salah satu klaim dari penelitian di World Journal of Pharmaceutical Sciences 2017.

Namun, penelitian dalam jurnal Amino Acids yang diterbitkan sebelumnya menegaskan bahwa MSG tidak berdampak pada penambahan berat badan. Penelitian ini dilakukan pada hewan dan manusia.

Oleh karena itu, klaim bahwa MSG dapat menyebabkan obesitas belum benar-benar terbukti. Masih harus diselidiki apakah ada hubungan langsung antara MSG dan penambahan berat badan pada manusia.

Kerusakan Otak

Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa MSG dapat menyebabkan kematian sel saraf di daerah otak berkembang di hipotalamus tikus.

Tetapi sekali lagi, penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk mendukung klaim ini. Selain itu, tidak tepat untuk membandingkan efek penyuntikan micin dosis besar pada tikus dengan penambahan micin sebagai bumbu makanan manusia. Jadi tidak ada bukti kuat bahwa MSG dapat menyebabkan kerusakan otak pada manusia.

Tekanan Darah Tinggi

Telah dijelaskan bahwa mengkonsumsi vetsin atau micin dapat membantu mengurangi konsumsi garam. Konsumsi garam yang berlebihan merupakan salah satu penyebab hipertensi.

Hal ini memunculkan ide bahwa selain garam, fatin juga bisa digunakan untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi.

Namun, jika makanan manis juga diproses dengan minyak dan lemak dalam jumlah berlebihan dan dikonsumsi terus menerus dalam jumlah banyak, tetap ada risiko terkena tekanan darah tinggi.

Asma

Sebuah penelitian tahun 1987 melaporkan bahwa sekitar 32 orang mengalami serangan asma setelah mengonsumsi MSG dosis tinggi. Dilihat dari hasil penelitiannya selama ini, masih banyak orang yang beranggapan bahwa obat dapat menyebabkan asma. Salah satu gejala reaksi hipersensitivitas terhadap MSG diketahui dapat menyebabkan sesak napas.

Namun, klaim ini dibantah oleh sebuah penelitian di jurnal PLoS One pada tahun 2012. Tim peneliti menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara mengonsumsi micin dan kambuhnya asma. Terjadinya gejala asma pada partisipan diketahui dipengaruhi oleh faktor gaya hidup lainnya, seperti merokok dan obesitas.

Kanker

Di antara berbagai kontroversi tentang penyebab kanker, ada juga yang mengatakan bahwa MSG merupakan faktor risiko. Ada beberapa bukti penelitian yang menghubungkan diet tinggi garam dengan peningkatan risiko kanker. Sampai saat ini, bagaimanapun, tidak ada bukti pasti yang menunjukkan bahwa micin dikaitkan dengan kanker.